Saya mempunyai anak yang lucu-lucu dan unik :) dan kadang dengan aktifitas dia mulai dari sekolah dan bermain, serta jajanan/ minuman yang mereka konsumsi mulai dari ice cream, snack dan roti-roti apabila orang tua kurang ber hati-hati anak kita bisa mendapat gejala demam/ panas.
Apabila sudah seperti itu, maka kita tidak akan melihat lagi segala keceriaannya dan "kepintarannya".
Saran saya sebelum orang tua membawa anak ke dokter alangkah baiknya kalo kita sebagai ortu memakai obat alternatif yang berasal dari herbal/ jamu.
Karena kita sepakat bahwa "Leave the chemical medicine that will cause another disease in the future.."
Jamu sendiri adalah sebutan orang Jawa terhadap obat hasil ramuan tumbuh-tumbuhan asli dari alam yang tidak menggunakan bahan kimia sebagai aditif. Konotasi tradisional selalu melekat pada jamu, sebab jamu telah dikenal mulai jaman dulu sebelum farmakologi masuk ke Indonesia. sehingga banyak sekali racikan jamu yang berumur ratusan tahun dan tetap dipergunakan hingga saat ini.
Lalu apa sih perbedaan jamu dengan obat modern.......?
Perbedaan yang paling mencolok antara jamu dengan obat modern terletak dari bahan pembuatannya. Jamu berasala dari berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang diambil langsung dari alam, sedangkan obat modern dihasilkan dari bahan-bahan senyawa kimia sintetis. Sehingga efek samping dari jamu sangatlah ringan dibanding dengan obat modern.
1. Kunyit (Curcumalonga)
Memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron dan zingiberen yang dapat bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi (anti-peradangan).
Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi kunyit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Tambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk nipis. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian campuran madu dan kunyit ini, kemudian berikan 3 kali sehari.
2. Sambiloto (Andrographis paniculata)
Memiliki kandungan andrografolid lactones (zat pahit), diterpene, glucosides dan flavonoid yang dapat menurunkan panas.
Caranya : Rebus 10 gram daun sambiloto kering, 25 g umbi kunyit kering (2,5 ibu jari), dan 200 cc air. Rebus hingga mendidih dan airnya tinggal 100 cc, kemudian saring. Setelah hangat, tambahkan 100 cc madu bunga kapuk atau mahoni, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian, berikan 3 kali sehari.
3. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)
Temulawak memiliki zat aktif germacrene, xanthorrhizol, alpha betha curcumena, dan lain-lain. Temulawak sejak dahulu banyak digunakan sebagai obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung dan pegal-pegal.
Caranya : Cuci bersih 10 gram rimpang temulawak. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 campuran madu dan temulawak, kemudian berikan 3 kali sehari.
4. Bawang merah (Allium cepa L.)
Bawang merah sering digunakan sebagai bumbu dapur. Memiliki kandungan minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin.
Caranya : Kupas 5 butir bawang merah. Parut kasar dan tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, lalu balurkan ke ubun-ubun dan seluruh tubuh.
6. Air kelapa muda
Air kelapa muda banyak mengandung mineral, antara lain kalium. Pada saat panas, tubuh akan mengeluarkan banyak keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Untuk menggantikan keringat yang keluar, perbanyaklah minum air kelapa.
Memiliki kandungan minyak atsiri, curcumin, turmeron dan zingiberen yang dapat bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, dan antiinflamasi (anti-peradangan).
Caranya: Cuci bersih 10 gram umbi kunyit. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Tambahkan dengan perasan 1/2 buah jeruk nipis. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian campuran madu dan kunyit ini, kemudian berikan 3 kali sehari.
2. Sambiloto (Andrographis paniculata)
Memiliki kandungan andrografolid lactones (zat pahit), diterpene, glucosides dan flavonoid yang dapat menurunkan panas.
Caranya : Rebus 10 gram daun sambiloto kering, 25 g umbi kunyit kering (2,5 ibu jari), dan 200 cc air. Rebus hingga mendidih dan airnya tinggal 100 cc, kemudian saring. Setelah hangat, tambahkan 100 cc madu bunga kapuk atau mahoni, aduk rata. Bagi menjadi 3 bagian, berikan 3 kali sehari.
3. Temulawak (Curcuma xanthorhiza Roxb.)
Temulawak memiliki zat aktif germacrene, xanthorrhizol, alpha betha curcumena, dan lain-lain. Temulawak sejak dahulu banyak digunakan sebagai obat penurun panas, merangsang nafsu makan, mengobati sakit kuning, diare, mag, perut kembung dan pegal-pegal.
Caranya : Cuci bersih 10 gram rimpang temulawak. Parut dan tambahkan 1/2 gelas air panas, aduk rata. Setelah dingin, peras, ambil sarinya. Campur dengan 2 sdm madu bunga kapuk, aduk rata. Bagi menjadi 3 campuran madu dan temulawak, kemudian berikan 3 kali sehari.
4. Bawang merah (Allium cepa L.)
Bawang merah sering digunakan sebagai bumbu dapur. Memiliki kandungan minyak atsiri, sikloaliin, metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin.
Caranya : Kupas 5 butir bawang merah. Parut kasar dan tambahkan dengan minyak kelapa secukupnya, lalu balurkan ke ubun-ubun dan seluruh tubuh.
6. Air kelapa muda
Air kelapa muda banyak mengandung mineral, antara lain kalium. Pada saat panas, tubuh akan mengeluarkan banyak keringat untuk menurunkan suhu tubuh. Untuk menggantikan keringat yang keluar, perbanyaklah minum air kelapa.
Itulah beberapa alternatif obat penurun panas pada anak dan tidak ada salahnya apabila bahan-bahan tersebut selalu ada di rumah kita.
sumber: Obat Tradisional Penurun Panas http://id.shvoong.com/medicine-and-health/alternative-medicine/1840973-obat-tradisional-penurun-panas/#ixzz1IZAguwFJ